Kamis, 01 November 2018

TUGAS KEWIRAUSAHAAN MEMBUAT PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN NILA


PROPOSAL
 USAHA  BUDIDAYA IKAN NILA


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (TINGKAT II TBP 2)
CV. NILOTICUS PRIMA

KETUA               = DHEA ANISYA PUTRI
SEKERTARIS    = HESTRY MILLY ADRINI
ANGGOTA         =NUR ASYARIANI
      = ABD. SULAEMAN
                 = A.MOH.RESA FAJRIAN

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH
(SUPM) NEGERI BONE

2018





KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. oleh karenaNya kami dapat menyelesaikan proposal ini sebagi salah satu  tugas pada mata pelajaran kewirausahaan.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran kewirausahaan.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjut-nya.Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.
        Bone,     Oktobor 2018


Penyusun



DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL   ...................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................1
A.   Latar belakang..................................................................................1
B.   Deskripsi umum perusahaan ...........................................................2
C.   Struktur organisasi perusahaan........................................................3
D.   Visi, misi, dan tujuan perusahaan.....................................................3
E.   Jenis usaha yang dikelola ...............................................................4
F.    Jenis usaha dan produk yang akan dihasilkan.................................6
BAB II. PASAR DAN PEMASARAN ...........................................................6
A.   Lingkungan usaha ...........................................................................6
B.   Kondisi pemasaran...........................................................................6
1.    Pasar sasaran .......................................................................6
2.    Peluang pasar........................................................................7
C.   Rencana pemasaran........................................................................7
1.    Penetapan harga  .................................................................7
2.    Strategi pemasaran ...............................................................7


BAB III. ASPEK PRODUKSI .......................................................................9
A.   Analisa usaha atau lokasi usaha .....................................................9
B.   Fasilitas dan peralatan produksi.......................................................9
C.   Kebutuhan bahan baku ..................................................................12
D.   Kebutuhan tenaga kerja..................................................................12
E.   Proses produksi .............................................................................13
F.    Kapasitas produksi ........................................................................26
BAB IV. ASPEK KEUANGAN ...................................................................27
A.   Sumber modal................................................................................27
B.   Analisa biaya .................................................................................27
1.    Biaya sarana pembesaran ...............................................27
2.    Biaya operasional ............................................................27
3.    Biaya pengeluaran keseluuhan ........................................27
4.    Pendapatan .....................................................................28
5.    Keuntungan .....................................................................28
BAB V. PENUTUP ....................................................................................29
A.   Kesimpulan ....................................................................................29
B.   Penutup .........................................................................................29






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup dengan baik.
          Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.
          Peluang usaha Budi Daya Ikan Nila masih terbuka lebar. Saat ini kecenderungan masyarakat dunia mulai mengurangi konsumsi daging hewan seperti sapi karena beberapa alasan seperti mahalnya harga yang di tawarkan dan mulai beralih mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein. Salah satu sumber protein asal hewan air yang paling diminati pasar dunia adalah ikan nila. Negara yang menjadi pemasok nila terbesar dunia adalah Cina, Indonesia, Thailand, Taiwan, dan Filipina. Meski demikian pasokan Ikan Nila dari negara-negara tersebut masih belum mencukupi. Sehingga Peluang Usaha Budi Daya Ikan Nila untuk mencukupi pasar tersebut masih terbuka luas.
          Minat pasar untuk ikan nila masih sangat lebar, mulai dari nila yang ukuran bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih mungkin dimasuki. Karena termasuk ikan konsumsi, ikan nila memiliki harga yang cukup terjangkau pasar. Ikan Nila dapat dipasarkan melalui pasar dalam negeri dan pasar luar negeri.

B. Deskripsi Umum perusahaan
Perikanan budidaya air payau khususnya di Sulawesi selatan mempunyai potensi yang sangat besar dan sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, padahal dilihat  dari  luas  lahan  dan  karateristiknya, potensi pasar, serta kajian analisa ekonominya sangatlah mendukung untuk digali dan dikembangkan lebih lanjut.Maka dari itu kami mengajukan proposal untuk usaha kami yaitu BUDIDAYA IKAN NILA. Nama dari perusahan kami yaitu CV. NILOTICUS PRIMA
         Ikan nila  adalah  merupakan komoditas  produk  hasil  budidaya  air tawar  yang mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi karena merupakan salah satu andalan  ekspor  non  migas  yang  sedang  digalakan  Pemerintah
            Usaha ini dikelolah oleh lima orang yaitu :
1)    Dhea anisya putri
2)    Hestry milly adrini
3)    Nur asyariani
4)    Abd. Sulaeman
5)    Muh. Reza fajrian
Usaha kami buat berdasarkan kondisi dan keadaan lingkungan di lokasi tempat usaha. Usaha yang kami pilih yaitu budidaya ikan nila karena di lokasi tersebut dapat memenuhi kriteria untuk usaha budidaya ikan nila
C. Struktur Organisasi Perusahaan
         Agar usaha yang di jalankan ini berjalan dengan lancar maka kami membentuk suatu struktur organisasi, yaitu sebagai berikut :
D. Visi, Misi, Dan Tujuan Perusahaan
1.  Visi
Menjadi pengusaha budidaya ikan nila terbesar di sulawesi selatan dan  Menjadikan usaha yang mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat serta mengurangi angka pengangguran di Indonesia
2.  Misi
1. Menghasilkan produk yang berkualitas dan terjamin. Yang memberikan     deviden yang memuaskan bagi para pelanggan.
2. Memberikan harga yang terjangkau bagi semua kalangan mesyarakat.        Berdaya saing tinggi melalui pengolahan yang profesional demi kepuasan pelanggan.
3. Menjalin hubungan yang baik kepada para relasi, kemitran kerja agar menjadi lebih baik, saling menguntungkan dan tidak terjadi kesalahpahaman.
4. Menciptakan lapangan pekerjaan

3. tujuan
usaha ini bertujuan untuk  :
1.    Mencari keuntungan/laba.
2.    Memberi peluang kerja bagi orang lain.
3.    Menarik minat konsumen dengan makanan yang sehat dan bergizi

E. Jens Usaha Yang Dikelola
Usaha yang akan dikelola yaitu usaha budidaya ikan nila karena  ikan nila merupakan jenis ikan yang sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat. Rasa daging ikan yang enak membuat banyak orang menyukainya. Harga ikan nila pun terjangkau untuk kalangan masyarakat. Maka dari itu saya ingin merintis budidaya ikan nila.


F. Jenis Usaha Yang Direncanakan Dan Produk Yang Dihasilkan
    Produk yang saya buat adalah ikan nila yang siap di pasarkan, ke berbagai kolam pemancingan, rumah makan, pedagang ikan dan lain-lain. Karena, pada saat ini produk ikan nila banyak di nikmati oleh kalangan masyarakat, tetapi pemasokkan kurang. Maka dari itu saya mendirikan usaha ini karena permintaan pasar yang tinggi sementara ikan nila yang dihasilkan masih belum dapat memenuhi permintaan pasar yang tinggi.


BAB II
PASAR DAN PEMASARAN

A. Lingkungan Usaha
                  Saya memilih lingkungan usaha yang ramai penduduk, dengan tingkat perekonomian yang memadai. Dengan kondisi lingkungan yang seperti ini memungkinkan untuk menjual usaha akan sukses. Lingkungan yang bersih dan bebas dengan preman dan anak brandalan akan lebih memudahkan kita di dalam menjalankan usaha. Sehingga kita juga dapat berbaur dengan lingkungan sekitar. Menjalin hubungan bisnis yang sehat. Ini akan menimbulakan dampak yang sangat positif demi perkembangan usaha kedepan nya.

  B. Kondisi Pemasaran
1.  Pasar sasaran
       Dalam menjalankan usaha ini sasaran pembeli/aspek pasar  saya yaitu mencakup semua kalangan masyarakat, baik kalangan bawah, kalangan menengah dan kalangan atas. Dari semua kalangan tersebut sebagian besar mampu untuk membeli produk yang kami tawarkan, karena harga yang saya berikanpun cukup terjangkau untuk semua kalan-gan. Sehinga masyarakat akan senantiasa banyak yang akan membeli produk yang saya tawarkan. Peluang kesuksesan pun akan  semakin jelas kelihatan. Kondisi pasar yang selalu ramai baik dari lingkungan setempat maupun dari luar kota.
  Tingkat keamanan usaha pun harus terjamin dengan ada nya lingkungan yang baik. Dekat dengan kantor polisi, sehingga para preman maupun orang-orang yang ingin merusak tempat usaha kita akan lebih aman dibandingkan dengan kondisi pasar yang sangat jauh dari kantor polisi.
2.  Peluang pasar
Produk yang dihasilkan yaitu ikan lele ini dapat di pasarkan ke berbagai kolam pemancingan, rumah makan, pedagang ikan dan lain-lain.

C. Rencana Pemasaran
A.     Penetapan harga
Harga yang saya tetapkan adalah harga yang diperkirakan akan terjangkau oleh masyarakat sekitar. Setelah memperhitungkan dengan cukup matang, akhirnya saya tetapkan sebagai harga yang saya tawarkan agak murah dari harga umum di pasaran . Jika di pasaran harga perkilo ikan nila di jual dengan harga 30.000-35.000, maka saya akan menjual ikan nila yang saya produksi dengan harga kisaran 20.000-25.000/kg. Harga itu pun akan disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya.
B. Strategi pemasaran
      Adapun strategi pemasaran yang dapat kami lakukan adalah:
a.  Dekat dengan target market.
Target utama pemasaran dekat dengan konsumen. Sehingga dengan mudah kita mempromosikan produk yang kita miliki.
b.  Mudah di akses
Tempat yang mudah di akses oleh masyarakat akan membuka     usaha kita lebih maju. Sehingga memudahkan pelanggan untuk mengunjungi toko distro kita.
c.   Dari mulut ke mulut
 Promosi ini merupakan promosi yang paling sederhana, serta tidak   memerlukan banyak biaya untuk melakukan promosi ini. Cukup dengan bercerita dengan teman-teman atau keluarga untuk mempromosikan usaha, sehingga secara tidak langsung semua ko-nsumen/masya-rakat akan mengetahui usaha yang kita buat. Dan apabila usaha sudah diketahui dan disukai, maka konsumen tersebut akan memberitahukan kepada orang lain agar membeli produk di tempat yang sudah di ketahuinya .
d.  Melalui internet
   Internet adalah salah satu tempat kita untuk memasaran produk kita. Sehingga para pelanggan bisa melihat produk baru yang kita miliki melalu internet. Baik melalui website yang kita punya, atau pun situs jejaring sosial.           





BAB III
ASPEK PRODUKSI

A.    Analisa Usaha atau Lokasi Usaha
  Dalam mendirikan usaha budidaya ikan nila maka harus mencari tempat yang strategis, karena pada umum nya sebagian konsumennya akan merasa nyaman jika tempat penjualan produk yang ingin di belinya tidak jauh dari tempat mereka dan jalan yang di laluinya tidak  hancur. Sehingga para pemasok yang ingin membeli produk kita tidak susah membawa barang yang ingin di pesannya tersebut.
Lokasi yang sedang saya incar adalah di tempat orang biasa berlalu lalang. Terkhusus di daerah yang ramai penduduk. Karena, Lokasi ini lah yang dapat membuka jalan kesuksesan dalam menjalakan usaha yang sedang kita tekuni
B. Fasilitas dan Peralatan Produksi
Tempat pembenihan nila unggul dapat berupa kolam atau bak, keramba dan kolam sawah (mina ikan). Wadah pemeliharaan di kolam, bak atau karamba berbentuk empat persegi panjang atau  bujur sangkar, relatif luas, cukup dalam, dan tertutup. Luas kolam menyesuaikan dengan tingkat kepadatan ikan yang merupakan variable dari umur dan jumlah populasi, yaitu semakin besar ikan semakin banyak populasinya, maka memerlukan kolam yang lebih luas.
Kedalaman kolam antara 100 - 150 cm dengan ketinggian muka air antara 70 - 100 cm sesuai kebutuhan. Dasar kolam dibuat miring dari sisi air masuk ke arah sisi air ke luar dengan kemiringan 0,51%. Ditengah kolam dibuat saluran (caren) yang melebar mendekati pintu air ke luar untuk penangkapan beníh (saat panen). Jika melakukan pembenihan di kolam, diperlukan beberapa jenis kolam dengan peruntukan yang berbeda.

Gambar kolam unit pembenihan ikan nila
Secara keseluruhan, unit pembenihan dinamai dengan Unit Kolam pembenihan (UKP) dengan rincian kolam sebagai berikut:
·       Dua unit kolam induk untuk memberok atau memisahkan ,antara ikan jantan dan betina sebelum dan sesudah perkawinan (pemijahan). 
·       Satu unit kolam pemijahan sebagai tempat mengawinkan  ikan jantan dengan betina. 
·      Satu unit kolam pendederan I. Luas kolam ini disesuaikan dengan slandar kepadatan populasi ikan. Kolam ini berfungsi sebagai empat untuk membesarkan larva atau anak ikan yang baru ke luar dari telur hingga anak ikan berukuran 3, 5, dan 8 cm gelondong kecil, per kg terdiri atas 60 - 80 ekor anak ikan). Ikan dengan ukuran tersebut berada di kolam pendederan I selama kurang lebih 1,5 - 2 bulan pemeliharaan. Kolam pendederan I ini disekat menggunakan jaring atau hapa yang dapat digeser supaya memudahkan pemisahan atara anak ikan yang baru ke luar dan telur dengan anak ikan yang sudah sedikit besar (dikelompokkan per 5 - 10 hari pengambilan berturut-turut) guna menghindari terjadinya kompetisi bahkannkanibalisme.
·       Satu unit kolam pendederan II. Kolam ini berfungsi untuk membesarkan benih hingga ukura 8 - 12 cm (gelondong besar, per kg terdiri atas < 60 ekor anak ikan). Kolam pendederan Il memerlukan luas yang memadai. Biasanya, kolam pedederan II dibuat dengan meminjam kolam atau sawah milik petani secara kerjasama.
 Peralatan yang diperlukan saat pembenihan dapat dipilah menurut tahap-tahap kegiatan usaha sebagai berikut : 
·       Pada tahap kegiatan pemijahan, penetasan, dan pemeliharaan larva, diperlukan peralatan yang meliputi alat pengukuran kualitas air dan thermometer. Selain tu, siapkan peralatan lapangan seperti ember, baskom, gayung, selang plastik, saringan, plankton net, serok, timbangan, aerasi, dan instalasinya.
·           Pada tahap kegiatan pendederan dan pemanenan diperlukan peralatan berupa thermometer, ember, baskom, saringan, serok, waring, cangkul, hapa penampung benih, dan timbangan. Pada tahap pengiriman benih diperlukan peralatan berupa plastik untuk pengemasan, oksigen, karet gelang, dan box atau kardus apabila diperlukan
C.    Kebutuhan Bahan Baku
            Untuk sumber-sumber bahan baku atau supplier saya mengambil dari pembibitan yang di lakukan oleh pemerintah yaitu di Dinas Perikanan yang sudah terjamin dan terbukti kualitasnya. Dengan harga yang murah sehingga dengan begitu tidak merugikan bagi saya sebagai pelaku budidaya ikan.

D.    Kebutuhan Tenaga Kerja
             Karena masih tahap awal mungkin tenaga kerja masih belum di perlukan karena masih tahap awal mungkin semua kegiatan masih di lakukan oleh kami berlima. Tetapi apabila usaha ini sudah berjalan dengan lancar mungkin kami membutuhkan tenanga kerja pada bagian:
- 2 orang pemberian pakan
-1 orang dalam penjagaan kualits air agar tetap stabil dan      sesuai
- 6 orang pada bagian pemanenan

E.     Proses Produksi
Penyiapan sarana dan prasarana
1.Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:
a.Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
          Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
b.Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
           Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
c. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:

1. Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada para Petani.

2. Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih
gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.

3. Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.

d. Kolam/tempat pemberokan
          Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
2. peralatan
         Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3. Persiapan Media
         Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
4. Pembibitan
a.  Pemilihan Bibit dan Induk
     Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:
1)     Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang       besar dengan kwalitas yang tinggi.
2)      Pertumbuhannya sangat cepat.
3)     Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
4)     Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
5)     Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur      sekitar 4-5 bulan. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) betina
 Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu:
-       dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
-       Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
-       Warna perut lebih putih.
-       Warna dagu putih.
-       Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

b). Jantan
 Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu:
-      anus dan Lubang sperma merangkap lubang urine.
-      Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
-      Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
-      Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
-                Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
       Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan. Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat dan ikan nila betina.
Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:
1)    Secara manual (dipilih)
2)     Sistem hibridisasi antarjenis tertentu
3)     Merangsang perubahan seks dengan hormon
4)     Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara:      
a.   Perendaman
b.  Perlakuan hormon melalui pakan

b. Pembenihan dan Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :
1). Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk    menghasilkan burayak
 (anak ikan).
2). Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.
          Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut “benih kebul”. Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut gelondongan kecil. Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm. Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar.

c. Pemeliharaan Pembesaran
Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. Untuk mi dipergunakan kapur tohor sebanyak 100-300 kg/ha (bila dipakai kapur panas, Ca 0). Kalau dipakai kapur pertanian dosisnya 500-1.000 kg/ha. Pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan agar bila diairi dapat tersebar merata. Dosis pupuk kandang 1-2 ton/ha. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5-10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi mineralisasi tanah dasar kolam.Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 80- 100 cm. Kini kolam siap untuk ditebari induk ikan.
1) Pemupukan
Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh dinas perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah. Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit. Selanjutnya kolam diberi pupuk organik sebanyak 300-1.000 kg/ha. Pupuk Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu dan ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan kalam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah. Han kelima air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50 cm. Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benih ikan. Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75- 100 cm. Pemupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis. Pupuk susulan ini menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kglha. Pupuk itu dibagi menjadi empat dan masing-masing dimasukkan ke dalam keranjang bambu. Kemudian keranjang diletakkan di dasar kolam, dua bush di kin dan dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Sedangkan yang dua keranjang lagi diletakkan di sudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing sebanyak 30 kg/ha diletakkan di dalam kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk sedikit demi sedikit.
 Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu yang dipancangkan di dasar kolam. Posisi ng terendam tetapi tidak sampai ke dasar kolam. Selain pukan ulang. ikan nila juga harus tetap diberi dedak dan katul. pemupukan di atas dapat dilakukan untuk kolam air tawar, payau atau sawah yang diberakan.

2) Pemberian Pakan
Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak tidak lebih dan 3%. Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup di dalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan daun-daunan/sayuran yang duris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam.

3. Pemeliharaan Kolam/Tambak
            Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda. Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat, yaitu:

a. Sistem ekstenslf (teknologi sederhana)
-  Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input  produksinya sangat sederhana.   Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.
-   Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).
-   Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolam menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.



b. Sistem semi-Intensif (teknologi madya)
-     Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur.
-     Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar.
-     Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina.
-     Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated), artinya kolam ikan dikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri rumah tangga. Misal usaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam.
-     Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila. Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran.
-     Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul. Oleh karena itu, sebaiknya dibangun kolam ikan di dekat penggilingan tersebut.
-     Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat menghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.

c. Sistem intensif (teknologi maju)
-     Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
-     Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih.
-      Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dain jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu.
-      Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Pakan yang diberikan knya habis dalam waktu 5 menit. Jika pakan tidak habis dalam waktu 5 menit berarti ikan mendapat gangguan. Gangguan itu berupa serangan penyakit, perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberi pakan.
F. Kapasitas Produksi
- Harga konsumsi ikan Nila  Rp.25.000/kg
- Dengan perkiraan kematian sebesar 10% sehingga menghasilkan 5400 ekor.  Perkiraan hasil penghitungan umum selama 5-6 bulan, panen 1 kg isi 5 ekor . Jadi 5.400 ekor ikan Nila di bagi 5 ekor = 1.080 kg dikalikan harga konsumsi Rp.25.000/kg = Rp.27.000.000








BAB IV
ASPEK KEUANGAN
A. Sumber modal
Modal Sendiri                      : 80%
Modal pinjaman                 : 20%

B. analisis biaya
1.    Biaya sarana pembesaran
-       Kolam 1000 m2  selama 4 bulan                  =  Rp.4.000.000
-       Benih nila per 60.000 ekor per harga 300   = Rp. 18.000.000
-       Alat perikanan                                              =Rp.  2.000.000
 Total                                      =Rp. 24.000.000
2.    Biaya operasional
-       Pakan buatan sendiri 4 bulan  =Rp.15.000.000 – 60.000.000
-       Tenaga kerja untuk 9 orang     = Rp. 18.000.000
-       Obat - obatan dan keperluan lain = Rp. 10.000.000
Total                          = Rp. 98.000.000


3.            Biaya pengeluaran keseluruhan 
Total pengeluaran  = biaya sarana + biaya operasional
                                  = Rp.24.000.000 + 98.000.000
Total                          =Rp. 122.000.000

4.            Pendapatan
Pendapatan         = Total produksi X  harga jual
                               = 10.000 kg  X  25.000 / Kg
Total                     =Rp. 250.000.000
5.            Keuntungan
Keuntungan         = pendapatan – total pengeluaran
                               =Rp. 250.000.000 – 122.000.000
Total                     =Rp.128.000.000







BAB V
PENUTUP

A.  kesimpulan
Dengan melihat peluang dan aspek pasar yang begitu menggiurkan maka kami ingin membuat usaha tentang pembudidayaan ikan nila. Ikan Nila ini paling mudah untuk di budidayakan serta bisa hidup di segala cuaca dan lingkungan lahan gambut dan payau, pemberian pakanpun tidak mengeluarkan modal banyak ,dan harga jualnya pun lumayan menggiyurkan, ikan Nila ini memang lebih cepat panennya , inilah peluang usaha investasi yang nyata dan telah terbukti hasilnya. Sistem pemasaranya juga sangat mudah.

B. Penutup
Demikianlah proposal bisnis ini kami buat. Semoga proposal usaha ini  berguna bagi para pembaca. Semua data yang kami dan anda butuhkan untuk membuka suatu usaha terkhusus usaha budidaya ikan nila telah tercantum di dalam proposal yang kami buat ini. Semoga apa yang telah kami susun dan rencanakan dapat menjadi inspirasi buat para pembaca.
Dengan harapan dapat melaksanakan semua rencana-rencana serta tujuan yang telah kami buat. Mohon maaf bila ada kesalahan kata-kata atau pun tulisan. Semua kekurangan datangnya dari kami dan kelebihan datangnya hanya dari Tuhan Yang Maha Esa. kami ucapkan terima kasih.










1 komentar:

makalah budidaya ikan nila

Makalah Budidaya Ikan Nila MAKALAH BUDIDAYA IKAN NILA KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, oleh ...